Aktivitas mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi merupakan suatu
kegiatan yang langka, artinya tidak lagi hanya dilakukan oleh orang tertentu (yang
menamakan diri sebagai kelompok Pencinta Alam, Penjelajah Alam dan
semacamnya). Melainkan telah dilakukan oleh orang-orang dari kalangan umum.
Namun demikian bukanlah berarti kita bisa menganggap bahwa segala sesuatu yang
berkaitan dengan aktivitas mendaki gunung, menjadi bidang ketrampilan yang
mudah dan tidak memiliki dasar pengetahuan teoritis. Di dalam pendakian suatu
gunung banyak hal-hal yang harus kita ketahui (sebagai seorang pencinta alam)
yang berupa : aturan-aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, caracara
yang baik, untuk mendaki gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup
dalam bidang Mountaineering. Mendaki gunung dalam pengertian Mountaineering
terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :
A. Berjalan (Hill Walking)
Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan
yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia
memang hanya memungkinkan berkembangnya pada tahap ini. Disini aspek yang
lebih menonjol adalah daya tarik dari alam yang dijelajahi (nature interested)
B. Memanjat (Rock Climbing)
Walaupun kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun
ia tetap merupakan cabang darinya. Perkembangan yang pesat telah melahirkan
banyak metode-metode pemanjatan tebing yang ternyata perlu untuk diperdalam
secara khusus. Namun prinsipnya dengan tiga titik dan berat dan kaki yang
berhenti, tangan hanya memberi pertolongan.
C. Mendaki gunung es (Ice & Snow Climbing)
Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah caracara
pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik
pendakian tebing gunung salju.
Dalam ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya telah mencakup :
Mountcamping, Mount Resque, Navigasi medan dan peta, PPPK pegunungan, teknikteknik
Rock Climbing dan lain-lain.